Pengen jadi juara ? jawabnya, pasti : Iya dooong. Semua orang tua pasti bangga ketika anaknya maju ke atas panggung dan menggenggam piala. Semakin gede pialanya semakin tambah kebanggaaannya. Pasti deh udahnya cerita sana-sini. He..he, pengalaman pribadi. Dulu saya berpikir untuk mewarnai cukup asal warnanya bagus dan rapi. Eh, pas lomba nggak juara juga he..he. Akhirnya saya browsing dan menemukan cukup banyak informasi tentang teknik mewarnai. Oke saya akan berbagi dengan anda.
Pertama, mewarnai itu harus padat dan penuh. Jangan meninggalkan sisa-sisa putih. Sebaiknya goresan teratur dengan cara horisontal, vertikal atau melingkar. Jangan keluar garis (ooo... kalau itu sih semua orang tua juga tahu he..he).
Kedua, setelah finishing beri penegasan gambar dengan menggunakan pensil kaca. Biasanya setelah diwarnai garis-garis outline gambar jadi tertutup crayon. Jadi pertegas kembali gambarnya dengan menggunakan pensil kaca. Awalnya agak susah memang buat anak-anak karena dia harus belajar mengikuti garis tanpa keluar jalurnya. Tapi lama-lama juga akan terbiasa.
Ketiga, pelajari teknik gradasi warna. Saya mula-mula mengajarkan pada Ilyas dengan cara "teman warna". Waktu itu Ilyas kan belum genap 5 tahun. Jadi agak susah menjelaskan teknik gradasi. Jadi saya perkenalkan, teman warna merah adalah : Merah, Orange dan Kuning Tua. Teman warna Hijau itu hijau tua, hijau muda dan kuning muda. Begitu dan seterusnya. Kemudian saya sebar crayon di lantai, saya katakan cari teman-temannya merah, maka Ilyas langsung mengambil 3 warna yang sebutkan tadi. Setelah itu baru saya ajarkan cara mencampur warna berdasarkan gambarnya. Oke dibahasan berikutnya saya akan paparkan tentang teknik gradasi.
Nah sampai sini pun kalau lomba dengan anak-anak TK yang pemula, yakin deh udah bisa juara.
Cukup sampai sini ? Ooo... ternyata ketika lomba dengan para jago-jago mewarnai, kita akan kaget melihat anak-anak yang begitu piawai menggunakan crayonnya. Mereka begitu hebat-hebat dan saya banyak belajar dari para jagoan cilik tersebut.
Keempat, ajarkan untuk berkreasi menambahkan obyek gambar untuk mengisi bidang-bidang yang kosong. Nah, ini nggak gampang karena sudah mulai masuk ke materi menggambar, bukan sekedar mewarnai. Kita bisa mulai mengajarkan cara menambah pohon, semak-semak, gunung atau menggambar orang. Atau memberikan asesoris pada gambar yang sudah ada, misal pada pohon diberikan motif serat-serat kayu, pada rumah diberi motif batu-bata, pada jalan diberi batu-batuan, kecil atau pada semak-semak/rumpun diberikan motif daun dan ranting.
Nah kreasi ini akan memberikan nilai plus dalam penilaian juri.
Kelima, belajarlah dari para juara. Photo hasil para juara dan pelajari kenapa mereka bisa jadi juara. Nggak apa-apa kok kita belajar pada anak-anak. Bagaimanapun mereka telah belajar dari yang guru terbaik.
Keenam, kalau ada dananya sih mendingan serahkan kepada yang lebih ahlinya. Pilih sanggar mewarnai yang bagus. Sebaiknya pilih sanggar yang betul-betul khusus melukis/menggambar. Ada tempat kursus yang campuran, bahasa inggris, membaca, Calistung, menggambar. Nah, yang pernah saya alami, ketika gurunya berhalangan hadir, penggantinya bukan guru menggambar tapi guru bidang studi lain yang sebenarnya bukan ahlinya. Nah, kan anak kita yang rugi. Lebih bagus lagi kalau bisa les privat, gurunya datang ke rumah. Selain anak kita nggak capek juga pengajarannya lebih terarah.
Nah, kalau sudah sampai point 6 nggak pernah jadi juara juga, jangan paksakan. Berarti anak kita nggak enjoy dengan kegiatan ini. Bukan karena bakat lho. Tanpa ada bakat pun kalau dilatih bisa bagus kok.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ini hasil Ilyas pertama kali menggunakan gradasi. Juara 1 lho. Tapi ya gitu... lawannya bukan anak-anak yang biasa ikut lomba he..he.